
•Stres Kerja Tidak Terjadi Begitu Saja: Kenali Prosesnya
Stres Kerja: Kenali Prosesnya, Lindungi Diri Anda
13 Jun 2025
Bung Ichal, 13 Juni 2025.
Tingkat stres kerja yang terus meningkat di berbagai sektor menjadi perhatian serius dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang sehat, aman, dan produktif. Artikel ini disarikan dari materi edukasi yang dipaparkan oleh dr. Suryo Wibowo, MKK, SpOk, Subsp. PsiKO (K) — seorang pakar di bidang kedokteran okupasi dan kesehatan jiwa kerja — dalam sebuah webinar yang saya ikuti baru-baru ini.
Dalam pemaparannya, dr. Suryo menegaskan bahwa stres kerja tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui proses bertahap. Dimulai dari adanya hazard psikososial atau risiko di tempat kerja, yang kemudian dipersepsikan oleh individu sebagai tekanan. Apabila tekanan tersebut tidak dikelola secara sehat dan adaptif, maka akan berkembang menjadi stres kerja yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental, bahkan menurunkan produktivitas.
Gambar edukatif yang ditampilkan dalam webinar tersebut memperjelas bahwa tidak semua tekanan di tempat kerja akan otomatis menyebabkan stres. Semuanya sangat bergantung pada bagaimana individu memaknainya dan bagaimana organisasi mengelolanya. Terdapat tiga tahapan penting yang dijelaskan:
1. Hazard Psikososial
Faktor risiko ini meliputi beban kerja berlebih, jam kerja yang panjang, kurangnya dukungan dari atasan atau rekan kerja, konflik di tempat kerja, atau ketidakjelasan peran. Jika tidak dikelola, faktor-faktor ini dapat memicu tekanan mental.
2. Persepsi Individu
Setiap orang memiliki persepsi dan daya tahan psikologis yang berbeda. Mereka yang memiliki dukungan sosial yang kuat dan keterampilan pengelolaan stres yang baik, cenderung lebih mampu bertahan menghadapi tekanan.
3. Stres Kerja
Jika persepsi terhadap tekanan menjadi negatif dan berkepanjangan, muncullah stres kerja. Dampaknya bisa sangat luas, mulai dari gangguan kesehatan jiwa, penurunan sistem imun, hingga risiko penyakit kronis.
Pesan Penting untuk Pekerja
Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para pekerja:
Jaga pola hidup sehat: tidur cukup, makan bergizi, dan rutin berolahraga.
Kelola stres secara positif: dengan relaksasi, hobi, atau berbagi cerita dengan orang yang dipercaya.
Bangun komunikasi terbuka: sampaikan beban kerja yang tidak realistis atau konflik yang mengganggu.
Berani mencari bantuan: bila kewalahan, konsultasikan dengan tenaga kesehatan jiwa atau psikolog kerja.
"Kesehatan mental adalah bagian tak terpisahkan dari produktivitas kerja. Mari ciptakan budaya kerja yang sehat, suportif, dan manusiawi.
Keseimbangan antara target kerja dan kesejahteraan pekerja adalah kunci keberhasilan jangka panjang".