Loading...

Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Kemenkes dan Kemendikdasmen Kolaborasi Luncurkan Cek Kesehatan Gratis di Sekolah

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Oleh Riskal Muslim 01 Jul 2025

Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah pada tahun ajaran baru 2025. Program ambisius ini menargetkan 280 juta penduduk Indonesia dengan pelaksanaan rutin setiap tahun.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa CKG merupakan salah satu dari tiga prioritas utamanya, bersama percepatan penanggulangan tuberkulosis dan peningkatan kualitas rumah sakit dari kelas D ke C.

"Program CKG memiliki cakupan paling luas, yakni 280 juta penduduk, dan akan dilakukan setiap tahun. Meski eksekusinya sangat kompleks, dampaknya terhadap kesehatan masyarakat sangat besar," ujar Menkes Budi saat pertemuan dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.

Inovasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Selama ini, pemeriksaan kesehatan hanya mengandalkan 10 ribu Puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia. Pendekatan ini dinilai belum optimal mengingat jumlah penduduk yang mencapai 280 juta jiwa.

"Akan terjadi penumpukan di Puskesmas jika hanya mengandalkan fasilitas tersebut. Karena itu, kami mengembangkan strategi baru dengan memanfaatkan sekolah-sekolah," jelasnya.

Momentum tahun ajaran baru dipilih sebagai titik awal implementasi program untuk memaksimalkan koordinasi dengan Kemendikdasmen dan memastikan partisipasi siswa.

Capaian dan Target Ambisius

Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, dr. Maria Endang Sumiwi, melaporkan bahwa program CKG telah menjangkau 8 juta peserta dengan 7,5 juta di antaranya telah menjalani pemeriksaan. Dalam puncak pelaksanaannya, program ini mampu melayani hingga 97 ribu pemeriksaan dalam sehari.

"Rendahnya aktivitas fisik menjadi masalah kesehatan utama yang ditemukan pada orang dewasa dan lansia. Kami berharap tenaga pendidik dapat mendorong pelaksanaan CKG rutin tahunan di Puskesmas," kata dr. Endang.

Protokol Pemeriksaan Bertingkat

Program CKG di sekolah akan menerapkan protokol pemeriksaan yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan:

  • Siswa SD: 13 jenis pemeriksaan
  • Siswa SMP: 15 jenis pemeriksaan
  • Siswa SMA: 13 jenis pemeriksaan

Pemeriksaan darah khusus akan dilakukan pada remaja putri tingkat SMP dan SMA, serta remaja putra tingkat SMA untuk deteksi dini berbagai risiko kesehatan.

Persiapan teknis dimulai tujuh hari sebelum pelaksanaan, meliputi distribusi kuesioner kepada orang tua dan penyiapan peralatan medis. Pemeriksaan akan dilakukan di dua ruang terpisah, termasuk ruang khusus minimal 6 meter untuk tes penglihatan.

Temuan Awal dan Rujukan Lanjutan

Simulasi CKG yang telah dilakukan di beberapa sekolah seperti Penabur dan Assidiqiyah pada Maret-April 2025 mengungkap berbagai masalah kesehatan siswa, mulai dari gangguan penglihatan, karies gigi, hingga risiko diabetes karena riwayat keluarga.

"Hampir setiap anak memiliki masalah kesehatan, baik diabetes, gangguan mata, maupun karies. Semua kasus dirujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut," ungkap dr. Endang.

Dukungan Kemendikdasmen dan Inovasi Pelaksanaan

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, menyambut positif inisiatif kolaborasi ini. Ia bahkan mengusulkan penerapan skema mirip tes Covid-19, dengan pelaksanaan di lokasi terdekat dari tempat tinggal siswa dan melibatkan mahasiswa kedokteran.

"Kemungkinan akan banyak yang mengikuti tes CKG. Ini masih dalam tahap perencanaan, nanti akan dipilih cara yang terbaik," ujar Prof. Mu'ti.

Revitalisasi UKS sebagai Garda Terdepan

Menkes Budi menekankan bahwa CKG bukan sekadar skrining kesehatan, tetapi juga upaya membangun kebiasaan hidup sehat sejak usia dini. Program ini akan sejalan dengan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai garda terdepan layanan kesehatan di lingkungan pendidikan.

"UKS adalah karunia luar biasa. Jika berhasil direvitalisasi, dampaknya akan sangat positif. Ini membutuhkan dukungan Kemendikdasmen dan Pemerintah Daerah," tegasnya.

Kunci Sukses: Dukungan Kepala Daerah

Menkes Budi mengakui bahwa kesuksesan program CKG sangat bergantung pada dukungan kepala daerah. Ia menekankan pentingnya komitmen gubernur, bupati, dan walikota dalam implementasi program kesehatan ini.

"Tanpa dukungan kepala daerah, program ini akan sulit berhasil. Setiap bertemu dengan mereka, saya selalu menekankan bahwa kesehatan menjadi salah satu faktor tingginya rating kepemimpinan, seperti ditunjukkan survei Litbang Kompas terhadap Presiden Prabowo," pungkasnya.

Program CKG di sekolah diharapkan menjadi terobosan baru dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda sebagai investasi masa depan bangsa.

Sumber: Kementerian Kesehatan RI